Tekan ESC untuk keluar

HADIAH SEDEKAH ATAU SOGOKAN
Hadiah (Sedekah) atau Sogokan?

Mungkin saja di antara kita, terutama yang duduk di posisi kepemimpinan, pernah disuguhi suatu hadiah…

BOYAR YA AMBYAR
Boyar Ya Ambyar

“Rajanya bagus tapi Boyar-nya yang buruk dan bikin rusak segalanya,” adalah ungkapan kekesalan rakyat jelata…

TURKI SURIAH
Turki-Suriah

BBC melaporkan korban tewas dari gempa bumi di Turki dan Suriah sudah menembus 4000 jiwa.…

ROMNEY DAN OLIMPIADENYA
Romney dan Olimpiadenya

Sejak kecil Mitt Romney punya cita-cita yang tak biasa: ia ingin menjadi presiden Amerika. Terlahir…

artur kornakov cpU3JRjiJwk unsplash
Ramadan dan Kemuliaannya

Sebuah puisi indah dan dalam maknanya dari Ibnul Jauzi: الشهور الإثني عشر كمثل أولاد يعقوب…

PATIL SI BASIL
Patil Si Basil

Konon ketika Kaisar Michael III sedang menginspeksi koleksi kudanya, seekor kudanya tiba-tiba mengamuk. Perawat kuda…

DOA ZIKIR SEPANJANG TAHUN
Doa dan Zikir Sepanjang Tahun

“Buku islami yang sedang laris yang ini, Pak,” kata pegawai Gramedia sambil menunjuk ke buku…

NISFU SYABAN
Nisfu Sya’ban dan Keistimewaannya

Imam Atha' bin Yasar, tabiin di Madinah, percaya bahwa malam ke-15 bulan Sya’ban (yang dikenal…

Humor Di Balik Laki Laki Sukses
Humor: Di Balik Laki-Laki Sukses

Di suatu negeri nun jauh di sana, seorang jutawan bernama Mas Elon sedang menjamu tamu…

DIASPORA DAN KEPEMUDAAN
Diaspora dan Kepemudaan

Sejak kongres pertama Diaspora Indonesia di Los Angeles 2012 silam, terminologi ‘diaspora’ lambat laun masuk…

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩