Tekan ESC untuk keluar

Winning Campaigns Practical Election Tips
Winning Campaigns: Practical Election Tips

This booklet offers brief, practical tips for political candidates, deriving insights from historical figures like…

Berguru pada Saru 1
Berguru pada Saru: Refleksi Spiritual Lewat Kisah (Indonesian Edition)

Dalam kehidupan manusia masa kini yang acap kali semakin hedonis dan materialis, kita terkadang melakukan…

Doa dan Zikir Sepanjang TahunDoa dan Zikir Sepanjang Tahun
Doa dan Zikir Sepanjang Tahun

Buku Doa dan Zikir Sepanjang Tahun berisi kumpulan doa yang disusun berdasarkan 12 bulan Hijriah.…

Zikir Pagi Petang untuk Jiwa yang Tenang
Zikir Pagi Petang untuk Jiwa yang Tenang

Dalam Al-Qur’an dan hadis, kita sering kali menemukan ajakan dari Allah dan Rasul-Nya untuk senantiasa…

Malaikat pun Mengamini Kumpulan Doa Penggapai Rida Ilahi
Malaikat pun Mengamini: Kumpulan Doa Penggapai Rida Ilahi

Doa adalah permohonan atau permintaan dari seseorang hamba kepada Tuhan dengan menggunakan lafal yang dikehendaki…

Zikir Pagi Petang dan setelah Shalat Menurut Al Quran Para Nabi dan Pewaris Nabi
Zikir Pagi Petang dan setelah Shalat Menurut Al-Qur`an, Para Nabi dan Pewaris Nabi

Sebagai umat muslim, kita dianjurkan untuk banyak berdoa dan berzikir kepada Allah Swt. Sebab, doa…

Doa Harian Pengetuk Pintu Langit
Doa Harian Pengetuk Pintu Langit

Bagi orang beriman, doa adalah sarana untuk berkomunikasi dengan Allah. Doa pun menjadi percakapan antara…

Zikir dan Doa setelah Shalat ala Rasulullah
Zikir dan Doa setelah Shalat ala Rasulullah

Dalam setiap gerak dan embusan napas, umat Islam diajak untuk selalu mengingat Allah, mendekati-Nya, dan…

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩