Tekan ESC untuk keluar

Home / Buku / Berguru pada Saru: Refleksi Spiritual Lewat Kisah (Indonesian Edition)

Berguru pada Saru: Refleksi Spiritual Lewat Kisah (Indonesian Edition)

Jumlah Halaman : 240

Tanggal Terbit : 16/03/2015

ISBN : 6020260297

Berat : 0.18kg

Lebar : 13cm

Panjang : 18cm

Penerbit : Elex Media Komputindo

Tersedia di : amazon.com

Rp : -,-

Dalam kehidupan manusia masa kini yang acap kali semakin hedonis dan materialis, kita terkadang melakukan sebuah pengembaraan spiritual, masuk jauh ke dalam diri kita, untuk merefleksikan semua pengalaman hidup dan memetik buah-buah hikmahnya.

Buku karya seorang penulis muda ini akan menjadi teman yang menyenangkan dalam pengembaraan itu, karena memunculkan kisah-kisah pendek nan sederhana, namun memiliki bentuk-bentuk kearifan yang mendalam. Dengan kearifan itu, kita bisa selalu menjalani hidup ini dalam kasih sayang yang semakin luas, agar dapat memberikan manfaat bagi sesama kita.

Saya senang sekali dengan hadirnya buku Pak Hamdan Hamedan ini. Perjalanan spiritual yang dituangkan dalam buku ini akan menjadi contoh bagi kita bagaimana memberi kontribusi yang positif dan produktif. Semoga buku ini akan memberi manfaat dan mencerahkan.
—Dr. Alwi Shihab, mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Pakar inter-Faith

Dari mulai sepakbola, sains, sosial, politik, negara hingga agama, di sini saya tulis dan tuangkan semuanya.

Topik

Newsletter

@hamdan.hamedan on Instagram
striker timnas semakin nyetel, sementara wasit semakin…

Jadi teringat sebuah ayat, “Dan kami jadikan sebagian dari kamu cobaan bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Furqan: 20)

Life isn’t always fair, but the show must go on. We will pay in full by defeating them next time, fair and square, without the interference of the referee. Bismillah 💪🏻💪🏻
CERITA LAMA

Genosida di Gaza bukanlah cerita baru,
Tapi cerita puluhan tahun luka membiru,
Di balik reruntuhan ada tangis bisu,
Dicampakkan dunia, sendiri menghadapi pilu.

Langitnya gelap, buminya luluh lantak,
Ribuan nyawa lenyap, tanpa jejak,
Di mana Barat yang lantang mendukung HAM dan Ukraina?
Kalau soal Palestina, ah itu beda cerita. 

Para pemimpin Arab menyimpan mimpi,
Menjadi Salahuddin baru nan gagah berani,
Namun ketika datang waktunya beraksi,
Hilang nyali, takut pada bayang sendiri.

Syuhada yang pergi takkan kembali,
Gaza tetap berdiri, walau hampir mati,
Dalam dentuman dan reruntuhan, ada doa sang yatim sunyi,
Menanti akhir dari luka yang tak terperi.
PENJAGA INDONESIA 

Mereka menjawab panggilan saat yang lain enggan,
Melangkah tanpa ragu, songsong bahaya di depan
Mereka bertempur dalam gelap pekat 
Agar kita dapat melihat terang, menikmati hidup yang hangat.

Mereka tinggalkan nyaman, rumah, dan pasangan tercinta 
Demi sumpah setia pada bangsa 
Di setiap langkah mereka, kita temukan arti pengorbanan,
Demi negeri ini tetap aman.

Mereka tak minta pujian atau tepuk tangan meriah,
Sekalipun mereka adalah pahlawan, dalam diam yang gagah.
Demi kita, mereka korbankan segalanya,
Di laut, di darat, dan di udara.

Tanah air ini tegak karena ada mereka di barisan terdepan,
Dalam keberanian mereka, kita temukan alasan untuk bertahan—alasan untuk melanjutkan.
Selamat ulang tahun, TNI tercinta,
Kebanggaan bangsa, penjaga Indonesia. 🇮🇩
Semoga analogi sederhana ini dapat diterima. 

Bahwa mobil timnas sedang melaju kencang, biarkan ia sampai pada top speed-nya di gigi 5. 

Jangan sampai baru di gigi 3, langsung ditarik rem tangan mendadak. Sehingga terpental atau bahkan gagal sampai di finish line di posisi terhormat. 

Setelah berakhir di finish line, barulah kita apresiasi dan evaluasi bersama untuk perbaikan. 

Semoga dengan demikian, tercapai semua apa yang kita cita-citakan: Garura terbang menuju Piala Dunia. Aamiin YRA 🤲.