Tekan ESC untuk keluar

Greenflation
Greenflation

Dalam upaya melawan perubahan iklim, kita dapat menghadapi sebuah dilema ekonomi yang disebut ‘greenflation’. Fenomena…

IBUKOTA
Ibukota

67 tahun yang lalu, Presiden Brasil Juscelino Kubitschek mengambil keputusan yang tak sederhana. Ia “nekat”…

Pak Prabowo Subianto dan Sepakbola
Pak Prabowo Subianto dan Sepakbola

“Lalu bagaimana strategi agar timnas kita dapat menembus Piala Dunia?” tanya Pak Prabowo kepada rombongan…

orodo2060 muslim lifelong learner books 884e3590 d1a6 4599 8616 50856d689568
Pembelajar Sepanjang Hayat

Suatu ketika, Ibrahim Mahdi pergi menemui Khalifah Ma'mun Ar-Rasyid yang dikenal pecinta buku dan ilmu…

Lima Keutamaan Lailatul Qadar 1
Lima Keutamaan Lailatul Qadar

Lailatul Qadar adalah satu malam yang teramat utama dalam bulan Ramadhan. Setidaknya ada lima keutamaan:…

Rahasia Di Balik Lailatul Qadar 1
Rahasia Di Balik Lailatul Qadar

Walaupun ada perbedaan pendapat, banyak ulama mengatakan bahwa Lailatul Qadar hanya berlaku untuk umat Nabi…

Puisi Imam Ibnul Jauzi
Menyambut Ramadan: Puisi Imam Ibnul Jauzi

Sebuah puisi indah dan dalam maknanya dari Ibnul Jauzi: الشهور الإثني عشر كمثل أولاد يعقوب…

mematahkan rokok
Choosing Health: The Life-Changing Decision to Quit Smoking

Winston Churchill once said, “Healthy citizens are the greatest asset any country can have.” This…

trump
Donald Trump Sang Demagog

Hamdan Hamedan | Terbit di Koran Republika pada September 2016 Dalam bukunya yang berjudul Republik,…

orodo2060 Create a captivating vector artwork that celebrates t db3b9a10 aebf 426b 81e9 d8dbabbff07f
Diaspora Indonesia Bela dan Bangun Negara: Sebuah Perspektif

Hamdan Hamedan* | Tempo English April 2016** Sekilas frasa diaspora Indonesia, sebutan bagi orang Indonesia…

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩